Kentongan
atau yang dalam bahasa lainnya disebut jidor adalah alat pemukul yang
terbuat dari batang bambu atau batang kayu jati yang dipahat.
Kegunaan
kentongan didefinisikan sebagai tanda alarm, sinyal komunikasi jarak
jauh,morse, penanda adzan, maupun tanda bahaya. Ukuran kentongan
tersebut berkisar antara diameter 40cm dan tinggi 1,5M-2M. Kentongan
sering diidentikkan dengan alat komunikasi zaman dahulu yang sering
dimanfaatkan oleh penduduk yang tinggal di daerah pedesaan dan
pegunungan.
Awalnya,
kentongan digunakan sebagai alat pendamping ronda untuk
memberitahukan adanya pencuri atau bencana alam. Dalam masyarakat
pedalaman, kentongan seringkali digunakan ketika suro-suro kecil atau
sebagai pemanggil masyarakat untuk ke masjid bila jam salat telah
tiba.Namun, kentongan yang dikenal sebagai teknologi tradisional ini
telah mengalami transformasi fungsi. Dalam masyarakat modern,
kentongan dijadikan sebagai salah satu alat yang efektif untuk
mencegah demam berdarah. Dengan kentongan, monitoring terhadap
pemberantasan sarang nyamuk pun dilakukan. Dalam masyarakat tani,
seringkali menggunakan kentongan sebagai alat untuk mengusir hewan
yang merusak tanaman dan padi warga. Sumber : Wikipedia
Yah, mengambil dari
manfaat kentongan tersebut, kami Remaja Kedungtangkil RW 28 berinisiatif
untuk membuat suatu program, “SETUNGGAL GRIYO, SETUNGGAL
PENTHONGAN” yang dalam bahasa Indonesia nya adalah, “Satu Rumah,
Satu Kentongan”. Dengan artian, nanti setiap rumah raga dusun
Kedungtangkil diharapkan mempunyai satu buah kentongan yang dipasang
didepan rumah atau tempat-tempat yang strategis dan juga terlihat
dengan mudah. Tujuan program ini adalah, untuk membangkitkan kembali,
kegaduhan ataupun keramaian
yang ditimbulkan oleh suara pentongan. Selain itu, juga untuk
berkomunikasi, jika terjadi sesuatu di dusun Kedungtangkil.
Program
ini diawali dengan membuat beberapa buah kenthongan oleh para Remaja
Kedungtangkil RW 28, yang nantinya kami meminta partisipasi dari setiap
warga untuk menyediakan sendiri kenthongan dirumah masing-masing. Dan
program ini sudah mulai berjalan, Remaja Kedungtangkil RW 28 sudah
membuatkan sejumlah 10 buah kentongan yang nantinya akan dipasang di
rumah warga sebagai contoh, dan untuk selanjutnya pembuatan
kentongan adalah oleh warga sendiri.
 |
Mas Agus sedang membuat Kentongan |
Alasan
kami berani membuat program ini adalah, selain ketersediaan bahan
baku yang mudah didapat, proses pembuatan juga sangat mudah. Bahan
baku didusun Kedungtangkil sangat mudah untuk didapatkan, tinggal
menebang dikebun sendiri, ataupun dari kebun tetangga secara
cuma-cuma. Selain itu, dusun Kedungtangkil adalah wilayah pedesaan,
dimana kami ingin kembali membangkitkan suasana pedesaan jaman
dahulu, dimana kenthongan menjadi alat komunikasi yang sangat
populer.
Target
awal kami adalah pemasangan kenthongan diwarga dusun Kedungtangkil RW
28, sedangkan untuk selanjutnya semoga bisa untuk menjangkau seluruh
wara dusun Kedungtangkil.