Wahhh, apa kabar
sobat blogger, hummm sudah sangat lama sekali saya tidak update ini webblog
Kedungtangkil, yahhhhh, biasa permainan :D .
Selama beberapa
waktu yang lalu, sebenarnya sudah banyak kegiatan-kegiatan yang dilakukan di
dusun Kedungtangkil, yang seharusnya langsung admin posting sebagai berita
baru, yah tapi tidak mengapa, admin akan pelan-pelan memposting informasi yang
sempat tertunda. Salah satu nyag adalah penyelenggaraan kegiatan Kantong
Budaya, yah kegiatan ini memang dilaksanakan hampir seluruh wilayah di DIY, ya
karena adanya dana Keistimewaan yang didapatkan
dan di anggarkan untuk
penyelenggaraan kegiatan yang bertemakan kebudayaan. Dalam kesempatan ini,
warga dusun Kedungtangkil, tergerak dengan segala keterbatasan, akhirnya lahir
lha Grup Gumbeng Laras Bambu Wulung. Dan apa itu “Gumbeng” Gumbeng adalah alat
musik yang terbuat dari bambu, ya bambu hita, yang sudah kering, dengan di
sayat pada bagian kulitnya untuk dijadikan dawai, jumlahnya bisa tiga dawai,
dan memainkannya dengan dipukul-pukul pada dawai tersebut. Memainkan gumbeng
ini sebernarnya tidak mudah, karena selain memukul dawai pemain juga
memukul-memukul memakai telapak tangan di bagian ujung bambu yang berlubang,
tujuannya adalah sebagai gendang yang mengiringi irama dari gumbeng.
Pada kegiatan
Kantong Budaya, LBW juga berkolaborasi dengan angklung dan alat musik lainnya
dari bambu, jadi memang, terfokus pada bambu.
Selain LBW ada
juga pentas dari grup lain dengan tingkat Desa Karangsari, ada Hadroh, ada juga
Koes Ploes an, dan tak lupa murid dari SD N Kedungrejo yang menunjukkan
kebolehannya dengan memainkan gamelan.
Gumbeng :
NB :
untuk
gumbeng yang ada digambar sedikit berbeda denga gumbeng yang kami mainkan,
admin belum mendokumentasikan gumbeng yang dari kami, tapi secara keseluruhan
sama, bedanya kalau digambar, dibagian pangkal bambu lubangnya kecil, kalau
gumbeng yang kami mainkan pangkalnya berlubang besar.